Rabu, 22 Februari 2012

lion air

Lion Air

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Lion Air
Logolionair.gif
IATA ICAO Kode panggil
JT LNI LION AIR
Didirikan 19 Oktober 1999
Hub Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta
Kota fokus
Program frequent flyer Lion Pasport Club
Lounge penumpang Lion King Lounge
Aliansi Wings Air
Ukuran armada 72(+353 pesanan)
Kota tujuan 61
Perusahaan induk PT Lion Mentari Airlines
Kantor pusat Jakarta, Indonesia
Orang penting Rusdi Kirana, Presiden Direktur
Situs web www.lionair.co.id
Lion Air adalah nama sebuah maskapai penerbangan berbiaya murah yang berasal dari Indonesia. Maskapai ini merupakan maskapai pertama di Asia yang memberikan 2 kelas (bisnis dan ekonomi)[1].

Daftar isi

 [sembunyikan

[sunting] Kode Data

  • Kode IATA: JT
  • Kode ICAO: LNI
  • Callsign: Lion Air

[sunting] Armada

Armada Lion Air per Desember 2011 terdiri dari:
Armada Lion Air dalam pemesanan terdiri dari:
Pesawat Berdinas Pesanan Penumpang Catatan
Bisnis Ekonomi Total
Boeing 737-300 2 0 0 149 149 Keluar Dari Armada 2011
Boeing 737-400 9 0 8 150 158 Keluar Dari Armada 2011
Boeing 737-800 0 12 ? ? ? Pengalihan dari seri 900ERs
Boeing 737-900ER 55 140 0 / 10 213 / 195 213 / 205 Pengguna Pertama Didunia
Boeing 737 MAX 0 201 ? ? ? 201 unit dipesan ke Boeing pada 18 November 2011
Boeing 747-400 2 0 22 484 506
McDonnell Douglas MD-90-30 4 0 8 153 161 Keluar Dari Armada 2011
Total 72 353


Update Terakhir 18 Desember 2011

[sunting] Mantan Armada

Jenis Pesawat Total
Airbus A310 1
Boeing 737-200 1
McDonnell Douglas MD-82 13

[sunting] Sejarah

Perjalanan panjang yang telah ditempuh Lion Air berawal dari penerbangan domestik yang kecil. Setelah 13 tahun pengalaman di bisnis wisata yang ditandai dengan kesuksesan biro perjalanan Lion Tours, kakak-beradik Kusnan dan Rusdi Kirana bertekad menjadikan impian mereka untuk memiliki usaha penerbangan menjadi kenyataan. Dibekali ambisi yang tinggi dan modal awal 10 juta dolar Amerika Serikat, Lion Air secara hukum didirikan pada bulan Oktober tahun 1999. Namun pengoperasian baru berjalan di mulai pada tanggal 30 Juni tahun 2000, dengan menggunakan sebuah pesawat Boeing 737-200. Saat ini, Rusdi Kirana sebagai salah satu pemilik Lion Air memegang jabatan sebagai Presiden dan juga Direktur.
Hingga pertengahan 2005, bersama dengan penerbangan internasional lainnya, Lion Air menempati Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta; sedangkan perusahaan penerbangan lokal atau penerbangan domestik menempati Terminal Satu. Faktor tersebut, selain mampu memberikan para penumpang kemudahan penerbangan sambungan ke Indonesia atau dari Indonesia ke tujuan internasional lainnya, juga memberikan keuntungan lebih dari segi prestise. Tetapi kemudian Lion Air dipindahkan ke Terminal 1A dan penerbangan ke Pulau Sumatera,Batam,Pangkalpinang,dan Palangkaraya dioperasikan di terminal 1B (mulai 11 Oktober 2010)hingga saat ini.Sedangkan semua penerbangan internasional Lion Air dilayani dari terminal 2E.
Pada 2005, Lion Air memiliki 24 pesawat penerbangan yang terdiri dari 19 seri McDonnell Douglas MD-82 dan 5 pesawat DHC-8-301. Untuk memenuhi layanan yang rendah biaya, Armada Lion Air didominasi oleh MD-80 karena efisiensi dan kenyamanannya. Dalam upaya meremajakan armadanya, Lion Air telah memesan 178 Boeing 737-900ER yang akan diantar bertahap dari 2007 hingga 2014. Lion Air berencana bersaing baik dengan Garuda Indonesia maupun Saudi Arabian Airlines untuk menerbangi rute-rute umroh bahkan haji dengan pesawat Boeing 747-400. 2 (dua) Pesawat Boeing 747-400 sudah masuk dalam armadanya.

[sunting] Lion Air Kini

Pada Tahun 2011 disela-sela ASEAN Summit di Nusa Dua,Bali tanggal 18 November 2011 Lion Air mengumumkan bahwa memesan 201 Pesawat Boeing 737 MAX dan 29 Pesawat Boeing 737-900ER. Pemesanan ini sekaligus mengalahkan rekor dalam hal jumlah pemesanan pesawat yang sebelumnya dipegang Maskapai Emirates.
Bulan Januari 2012, terungkap bahwa beberapa pilot dan kru Lion Air menggunakan narkoba jenis sabu-sabu. Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara langsung mencabut lisensi kru-kru dan pilot yang terlibat. awal 2011 seorang kru kabin ditangkap Polda Metro Jaya karena kedapatan memiliki sabu-sabu, Kemudian di akhir tahun 2011, Muhammad Nasri, seorang ko-pilot dan 2 ko-pilot lainnya ditangkap dalam sebuah pesta narkoba di Tangerang, dan pada awal 2012 seorang pilot lain berinisial HA ditangkap Makassar dalam kasus yang sama.[2]
Pada 4 Februari 2012 lalu, pukul 3 dini hari WIB, seorang pilot Lion lain berinisial SS ditangkap karena kedapatan menggunakan sabu-sabu, meskipun ia harus bertugas dalam penerbangan Surabaya-Makassar-Balikpapan-Surabaya pada pukul 06:00 WIB. 3 pilot lain yang menemaninya bermain kartu tidak terbukti memakai narkoba, karena hasil tes urinnya negatif.[3]

[sunting] Galeri

[sunting] Insiden yang menimpa Lion Air

  • 14 Januari 2002, Lion Air Penerbangan 386 PK-LID, Boeing 737-200 rute Jakarta-Pekanbaru-Batam gagal mengudara (take off) dan terjerembab setelah lebih dari lima meter badan pesawat meninggalkan landasan pacu di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Tujuh orang penumpangnya luka-luka dan patah tulang.
  • 31 Oktober 2003, Lion Air Penerbangan 787, MD-82 rute Ambon-Makassar-Denpasar, keluar jalur saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar.
  • 3 Juli 2004, Lion Air Penerbangan 332, MD-82 rute Jakarta-Palembang mendarat tidak sempurna di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang.
  • 30 November 2004, Lion Air Penerbangan 538 PK-LMN, MD-82 rute Jakarta-Solo-Surabaya tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Adisumarmo, Solo. 26 orang penumpangnya tewas.
  • 10 Januari 2005, Lion Air Penerbangan 789, MD-82 gagal take off di Bandara Wolter Monginsidi, Kendari akibat salah satu bannya kempes.
  • 3 Februari 2005, Lion Air Penerbangan 791, MD-82 rute Ambon-Makassar tergelincir saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar.
  • 12 Februari 2005, Lion Air Penerbangan 1641, MD-82 rute Mataram-Surabaya ketika akan take off di Bandara Selaparang, Mataram. Roda bagian depan tergelincir keluar landasan, sekitar setengah meter di sebelah utara dari pinggir landasan pacu.
  • 6 Mei 2005, Lion Air Penerbangan 778, MD-82 rute Jakarta-Makassar pecah ban saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar. Akibatnya, pilot terpaksa menghentikan pesawat di landasan pacu sebelum mencapai lapangan parkir.
  • 24 Desember 2005, Lion Air Penerbangan 792, MD-82 rute Jakarta-Makassar-Gorontalo tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar.
  • 18 Januari 2006, Lion Air Penerbangan 778, MD-82 rute Ambon-Makassar-Surabaya tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar.
  • 4 Maret 2006, Lion Air penerbangan 8987, MD-82 rute Denpasar-Surabaya tergelincir saat mendarat di Bandara Juanda, Surabaya karena cuaca buruk.
  • 7 April 2006, Lion Air Penerbangan 391, MD-82 rute Pekanbaru-Jakarta batal lepas landas karena gangguan pada roda kiri di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Pesawat itu tak jadi lepas landas karena roda kirinya tiba-tiba tak bergerak walaupun sudah bergerak dari apron menuju ujung landasan dan siap terbang.
  • 24 Desember 2006, Lion Air Penerbangan 792,PK-LIJ Boeing 737-400 rute Jakarta-Makassar-Gorontalo tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar.
  • 19 Maret 2007, Lion Air Penerbangan 311, MD-82 rute Banjarmasin-Surabaya batal lepas landas walaupun sempat meluncur di landasan pacu Bandar Udara Sjamsudin Noor, Banjarmasin.
  • 23 Februari 2009, Lion Air Penerbangan 972 PK-LIO, MD-90 rute Medan-Batam-Surabaya mendarat darurat di Bandara Hang Nadim Batam akibat macetnya roda depan. Semua penumpang selamat. [1]
  • 9 Mei 2009, MD-90 Lion Air PK-LIL tergelincir di Bandara Soekarno-Hatta
  • 3 November 2010, Lion Air Penerbangan 712 ,PK-LIQ Boeing 737-400 rute Jakarta-Pontianak-Jakarta tergelincir di Bandara Supadio Pontianak.
  • 14 Februari 2011, Lion Air Penerbangan 598, Boeing 737-900ER rute Jakarta-Pekanbaru tergelincir saat mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekan Baru.Semua Penumpang Selamat namun hal itu di tanggapi oleh Dirjen Perhubungan Darat dengan menyatakan bahwa semua pesawat jenis Boeing 737-900ER Dilarang Mendarat di Kota Pekanbaru apabila landasan basah. Lion Air memutuskan menggunakan pesawat Boeing 737-400 untuk melayani rute tersebut (Hal ini kemungkinan akan menunda niat Lion Air untuk memensiunkan Boeing 737-400)
  • 15 Februari 2011, Lion Air tujuan Medan-Pekanbaru-Jakarta dengan nomor penerbangan JT 0295 berjenis Boeing 737-900 ER tergelincir di Pekanbaru pada pukul 17.00 WIB. Seluruh roda pesawat keluar dari lintasan bandara. . Seluruh penumpang tidak mengalami luka-luka.
  • Pada 17 February 2011 sebuah Lion Air Boeing 737-900 ER (pesawat yang sama yang tergelincir di Pekanbaru 2 hari sebelumnya) sedang didorong oleh traktor di bandara Jakarta dan tanpa sengaja mengarah ke pesawat Lion lainnya. Pesawat mengalami kerusakan pada stabilizer bagian belakang. Tidak ada laporan korban luka.[4]
  • Pada tanggal 23 Oktober 2011, Lion Air JT 673 tergelincir di Bandara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur sekitar pukul 07.24 Wita [5].

[sunting] Referensi

garuda airlines

Garuda Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Garuda Indonesia
Garuda Indonesia Logo.svg.png
IATA ICAO Kode panggil
GA GIA Indonesia
Didirikan 26 Januari 1949 (sebagai Garuda Indonesian Airways)
Hub
Hub sekunder
Kota fokus Padang, Palembang, Yogyakarta, Semarang, Manado
Program frequent flyer Garuda Frequent Flyer
Lounge penumpang Garuda Executive Lounge
Aliansi SkyTeam (tahun 2012)
Ukuran armada 87 (+40 pesanan)(Januari 2011)
Kota tujuan 51
Kantor pusat Jakarta, Indonesia
Orang penting Emirsyah Satar (CEO)
Situs web www.garuda-indonesia.com
GARUDA INDONESIA : official 4-Star Ranking of Product and Service Quality
Garuda Indonesia (IDX:GIAA) adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia. Garuda adalah nama burung mitos dalam legenda pewayangan. Sejak Juni 2007, maskapai ini, bersama dengan maskapai Indonesia lainnya, dilarang menerbangi rute Eropa karena alasan keselamatan, namun, larangan ini dicabut dua tahun kemudian, tahun 2009[1], Setahun sebelumnya, maskapai ini telah menerima sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) dari IATA, yang berarti bahwa Garuda telah seluruhnya memenuhi standar keselamatan penerbangan internasional[2]. Garuda masuk dalam daftar maskapai bintang empat dari Skytrax, yang berarti memiliki kinerja dan pelayanan yang bagus[3]. Tahun 2012 Garuda akan bergabung dengan aliansi penerbangan SkyTeam[4].

Daftar isi

 [sembunyikan

[sunting] Kode data

  • Kode IATA: GA
  • Kode ICAO: GIA
  • Kode IDX: GIAA
  • Callsign: Indonesia

[sunting] Sejarah

Douglas DC-3 Seulawah, pesawat perdana Garuda Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah, sumbangan rakyat Aceh
Garuda Indonesia berawal dari tahun 1940-an, di mana Indonesia masih berperang melawan Belanda. Pada saat itu, Garuda terbang jalur spesial dengan pesawat DC-3.
Tanggal 26 Januari 1949 dianggap sebagai hari jadi maskapai penerbangan ini. Pada saat itu nama maskapai ini adalah Indonesian Airways. Pesawat pertama mereka bernama Seulawah atau Gunung Emas, yang diambil dari nama gunung terkenal di Aceh. Dana untuk membeli pesawat ini didapatkan dari sumbangan rakyat Aceh, pesawat tersebut dibeli seharga 120,000 dolar malaya yang sama dengan 20 kg emas. Maskapai ini tetap mendukung Indonesia sampai revolusi terhadap Belanda berakhir. Garuda Indonesia mendapatkan konsesi monopoli penerbangan dari Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 dari Koninklijke Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij (KNILM), perusahaan penerbangan nasional Hindia Belanda. Garuda adalah hasil joint venture antara Pemerintah Indonesia dengan maskapai Belanda Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM). Pada awalnya, Pemerintah Indonesia memiliki 51% saham dan selama 10 tahun pertama, perusahaan ini dikelola oleh KLM. Karena paksaan nasionalis, KLM menjual sebagian dari sahamnya di tahun 1954 ke pemerintah Indonesia.
Pemerintah Burma banyak menolong maskapai ini pada masa awal maskapai ini. Oleh karena itu, pada saat maskapai ini diresmikan sebagai perusahaan pada 31 Maret 1950, Garuda menyumbangkan Pemerintah Burma sebuah pesawat DC-3. Pada mulanya, Garuda memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik, bandara dan jadwal penerbangan, sebagai kelanjutan dari KNILM. Ini sangat berbeda dengan perusahaan-perusahaan pionir lainnya di Asia.
Pada tahun 1953, maskapai ini memiliki 46 pesawat, tetapi pada tahun 1955, pesawat Catalina mereka harus pensiun. Tahun 1956 mereka membuat jalur penerbangan pertama ke Mekkah.
Tahun 1960-an adalah saat kemajuan pesat maskapai ini. Tahun 1965 Garuda mendapat dua pesawat baru yaitu pesawat jet Convair 990 dan pesawat turboprop Lockheed L-118 Electra. Pada tahun 1961 dibuka jalur menuju Bandara Internasional Kai Tak di Hong Kong dan tahun 1965 tibalah era jet, dengan DC-8 mereka membuat jalur penerbangan ke Bandara Schiphol di Haarlemmermeer, Belanda, Eropa.
Tahun 1970-an Garuda mengambil Jet kecil DC-9 dan Fokker F28 saat itu Garuda memiliki 36 pesawat F28 dan merupakan operator pesawat terbesar di dunia untuk jenis pesawat tersebut. Pada saat itu, maskapai ini mulai membeli pesawat badan lebar seperti Boeing 747-200B dan McDonnell Douglas DC-10-30. Sementara pada 1980-an mengadopsi perangkat dari Airbus, seperti A300. Tahun 1990an, maskapai ini membeli Boeing 737, Boeing 747-400, Airbus A330-300, dan juga McDonnell Douglas MD-11.
Dalam tahun 1990-an, Garuda mengalami beberapa musibah, terutama pada tahun 1997, dimana sebuah A300 jatuh di Sibolangit, menewaskan seluruh penumpangnya. Maskapai ini pun mengalami periode ekonomi sulit, karena, pada tahun yang sama Indonesia terkena Krisis Finansial Asia, yang terjadi tahun 1997. Setelah itu, Garuda sama sekali tidak terbang ke Eropa maupun Amerika (meskipun beberapa rute seperti Frankfurt dan Amsterdam sempat dibuka kembali, namun akhirnya kembali ditutup. Rute Amsterdam ditutup tahun 2004). Tetapi, dalam tahun 2000-an ini maskapai ini telah dapat mengatasi masalah-masalah di atas dan dalam keadaan ekonomi yang bagus.
Boeing 747-441 Garuda Indonesia di bandar udara Changi, Singapura.
Memasuki tahun 2000an, maskapai ini membentuk anak perusahaan bernama Citilink, yang menyediakan penerbangan biaya murah dari Surabaya ke kota-kota lain di Indonesia. Namun, Garuda masih saja bermasalah, selain menghadapi masalah keuangan (Pada awal hingga pertengahan 2000an, maskapai ini selalu mengalami kerugian), Beberapa peristiwa internasional (juga di Indonesia) juga memperburuk kinerja Garuda, seperti Serangan 11 September 2001, Bom Bali I dan Bom Bali II, wabah SARS, dan Bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004. Selain itu, Garuda juga menghadapi masalah keselamatan penerbangan, terutama setelah jatuhnya sebuah Boeing 737 di Yogyakarta ketika akan mendarat. Situasi ini diperburuk dengan sanksi Uni Eropa yang melarang semua pesawat maskapai Indonesia menerbangi rute Eropa. Namun, setelah perbaikan besar-besaran, tahun 2010 maskapai ini diperbolehkan kembali terbang ke Eropa, setelah misi inspeksi oleh tim pimpinan Frederico Grandini[5].yaitu rute Jakarta - Amsterdam. Rute Eropa lain seperti Paris, London, dan Frankfurt juga kemungkinan akan segera dibuka kembali.

[sunting] Asal nama Garuda Indonesia

Pada tanggal 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman Presiden Soekarno, Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada Presiden di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta kepada beliau memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial, Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden ("Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu")
Maka pada tanggal 28 Desember 1949, terjadi penerbangan yang bersejarah yaitu pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran - Jakarta untuk pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan logo baru, Garuda Indonesian Airways, nama yang diberikan Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.

[sunting] Lompatan Quantum

Seragam baru awak kabin Garuda Indonesia menampilkan kebaya dan kain batik motif lereng untuk wanita dan stelan jas abu-abu, kemeja biru, dan dasi untuk pria.
Mengikuti pencabutan larangan terbang Uni Eropa Terhadap Garuda Indonesia dan 3 maskapai penerbangan Indonesia lainnya, Garuda Indonesia pada Juli 2009 mengumumkan meluncurkan sebuah rencana ekspansi 5 tahun yang agresif yang bernama Quantum Leap. rencana ini juga termasuk meng-overhaul tampilan maskapai seperti mengubah livery maskapai, seragam staf dan logo[6][7]. dalam waktu 5 tahun, Garuda Indonesia akan menggandakan armadanya dari 62 menjadi 116 pesawat. Quantum Leap juga berencana untuk menaikkan jumlah penumpang per tahun menjadi 27.6 juta dalam periode yang sama, bertambah sebanyak 10.1 juta dari sewaktu program pertama kali dijalankan melalui pertambahan tujuan domestik maupun internasional dari 41 menjadi 62. Rute ekspansi mencakup Amsterdam, dengan transit di Dubai, pada tahun 2010. Penerbangan non-stop menggunakan pesawat Boeing 777-300ER direncanakan akan dimulai pada tahun 2011. Rute lain ke Hub-hub dunia seperti London, Frankfurt, Paris, Roma, Madrid, Los Angeles, serta kota lainnya dipertimbangkan untuk dibuka kembali.
sebuah pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-800 dengan Livery Baru mendekati Bandara Internasional Ngurah Rai (2010)
Jajaran pesawat Garuda Indonesia Boeing 737 livery lama dan baru di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Pesawat paling kanan adalah livery yang baru. (2010)
Sebuah Inisiatif akan lambang baru, dikembangkan oleh konsultan merek Landor Associates, berputar pada sebuah ide baru seputar "sayap alam". Logo lama Garuda telah diganti, menegaskan simbol burung ikonik yang dirancang oleh Landor juga 27 tahun sebelumnya. Tampilan baru ini diharapkan untuk dapat "menangkap semangat keramahan Indonesia dan profesionalisme".
Pada 10 Juni 2009, Garuda Indonesia mengungkapkan sebuah skema warna baru pada sebuah Airbus A330-243 baru setelah memakai desain yang sama selama 22 tahun. Ekor yang di-overhaul terdiri dari nuansa warna biru yang berbeda beda dengan tulisan Garuda Indonesia di tengah dari masing masing sisi lambung pesawat. Garuda Indonesia mempertahankan simbol garuda yang didesain Landor di lambung pesawat dan terus menggunakannya sebagai identitas perusahaan.
pada 28 Mei 2010, Garuda Indonesia Secara resmi meluncurkan seragam baru bagi pramugari/pramugaranya. seragam pramugari terinspirasi dari kebaya tradisional dengan batik motif lereng dilengkapi dengan kebaya berwarna biru gaya Kartini di bagian atas. kostum tambahan bagi pramugari termasuk sebuah batik motif lereng berwarna jingga dengan kebaya berwarna jingga. laki laki memakai jas abu abu, kemeja biru dan dasi bermerek. seragam ini didesain oleh Josephine Komara.
Konsep pelayanan baru Garuda Indonesia disebut "Garuda Indonesia Experience", termasuk berbagai aspek dari kebudayaan, masakan, dan keramahan Indonesia. Mini Nasi Tumpeng Nusantara, dan jus martebe(markisa dan terong belanda), telah menjadi tanda masakan Garuda Indonesia yang baru. Tahun 2011 ini, tepatnya bulan Februari, maskapai ini berencana memperkenalkan tempe dalam menu masakannya, diawali dengan penerbangan ke Tokyo, Jepang, (ini disebabkan tempe yang disajikan dibuat oleh seorang perajin Indonesia di Jepang, apalagi, orang Jepang mudah menerima rasa tempe, apalagi setelah penelitian yang membuktikan manfaatnya bagi kesehatan)[8].

[sunting] Pelayanan

Pramugari Garuda sedang melayani penumpang
Makanan kelas eksekutif Garuda pada penerbangan domestik
Pada 2009 yang lalu[9], Garuda mulai berusaha mensejajarkan diri dengan maskapai-maskapai internasional kelas dunia seperti KLM, Air France dan Singapore Airlines, dengan memperkenalkan sistem hiburan AVOD terbaru (Audio Video on Demand) dengan televisi di setiap kursi, terutama dalam armada jarak jauh. Garuda juga memperkenalkan kursi kelas bisnis yang dapat diubah menjadi tempat tidur pada penerbangan jarak jauh.

[sunting] Kelas Eksekutif

Pesawat A330 (seri -200 dan -300) memiliki produk kelas eksekutif baru dengan Flat-Bed seats yang memiliki ruang kaki 74" dan dapat disandarkan hingga 180 derajat. Kursi ini memiliki sandaran tangan 11 inci,layar sentuh LCD dengan AVOD di setiap kursi, colokan laptop pribadi, dan lampu baca pribadi.
Pesawat Boeing 747-400 dan Boeing 737 masih menggunakan kursi eksekutif lama. Boeing 747–400 memiliki ruang kaki 46"-48" dengan panjang kursi 16". Sementara di Boeing 737 , termasuk seri -300, -400, -500, dan seri -800 yang lebih tua memiliki ruang kaki 41" to 44" dengan panjang 19". Di beberapa pesawat, tersedia TV di setiap kursi.

[sunting] Kelas Ekonomi

Tersedia di semua pesawat. Ruang kaki terdiri dari 30" hingga 35" tergantung jenis pesawat, dengan panjang kursi 17". Pesawat Airbus A330-200, Airbus A330-300 aircraft dan Boeing 737-800 yang lebih baru memiliki kursi kelas ekonomi yang lebih baru yang menawarkan layar sentuh LCD 9-inci dengan AVOD.
Makanan dan minuman ditawarkan tergantung lamanya penerbangan. Anggur dan bir juga ditawarkan dalam penerbangan internasional.

[sunting] Garuda memasuki bursa saham

Pada tanggal 11 Februari 2011. Garuda memulai IPO sebagai langakh awal menuju bursa saham[10]. Pemerintah menyatakan bahwa harga saham Garuda adalah Rp.750 per saham dan mengurangi penawaran saham dari 9.362 lembar ke 6.3 lembar saham[11]. Garuda Indonesia memutuskan mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia.

[sunting] Nomor penerbangan

  • GA 001 = Penerbangan kepresidenan (Penerbangan kepresidenan jarak jauh dilaksanakan dengan pesawat Airbus A330-300, sementara untuk jarak dekat digunakan Boeing 737-800. Pada era Soeharto, penerbangan kepresidenan dilaksanakan dengan pesawat McDonnell Douglas DC-10)
  • GA 010-079 = Citilink
  • GA 086-089 = Eropa
  • GA 100-199 = Indonesia (Sumatera)
  • GA 200-299 = Indonesia (Jawa Tengah dan Malang)
  • GA 300-399 = Indonesia (Surabaya)
  • GA 400-499 = Indonesia (Nusa Tenggara)
  • GA 500-599 = Indonesia (Kalimantan)
  • GA 600-699 = Indonesia (Sulawesi,Maluku,Papua)
  • GA 700-799 = Australia
  • GA 800-899 = Asia (Kecuali Indonesia dan Timur Tengah)
  • GA 900-999 = Timur Tengah

[sunting] Armada

Terhitung Maret 2011. Usia rata-rata armadanya adalah 8.1 tahun[12][13]
Sebuah Garuda Indonesia Airbus A330-200
[13]
Garuda Indonesia Fleet
Aircraft Berdinas Pesanan Passengers Catatan Livery Mesin
F C Y Total
Airbus A330-200 6 8 (6 on order + 2 on op-lease)[12] 0 36 186 222 dilengkapi AVOD
1 lagi akan diserahkan 2011, 2 di 2012, 2 di 2013 and 3 di 2014 [12][13]
Baru RR Trent 772B-60
Airbus A330-300 6 0 0 42 215[14] 257[14] semua dilengkapi AVOD Baru RR Trent 768
Boeing 737-300 9 0 0 16 94 110 akan dipensiunkan 2014
1 akan dipensiunkan pada 2011, 1 di 2012, 1 di 2013 and 2 di 2014 [12]
Lama CFM56-3C1
Boeing 737-400 17 0 0 14 120 134 akan dipensiunkan pada 2013
8 akan pensiun di 2011 (setelah 2 pesawat dijual ke TNI AU), 1 di 2012 di 1 in 2013[12]
Lama CFM56-3C1
0 16 136
Boeing 737-500 5 0 0 12 84 96
Baru CFM56-3C1
Boeing 737-800 0 24 (17 pesanan + 7 sewa beli)[12][13] 0 12 144 156 7 lagi akan diserahkan 2011, 9 di 2012, 2 di 2013 and 6 di 2014 [13] New
2 in retro liveries
CFM56-7B
0 0 12 148 160
45[14] 10 12 150 162
Boeing 747-400 2 0 0 42 386 428 1 akan pensiun pada 2012,Dilengkapi AVOD di Executive Class[12] Baru[15] GE CF6-80C2B1F
1 Lama
Boeing 777-300ER 0 10 4[12] 38[12] 295[12] 337[12] akan dilengkapi kabin First Class
3 akan diserahkan di 2013, 3 di 2014, 3 di 2015 dan 1 di 2016[12][13]
Baru GE90-115B
Bombardier CRJ1000 0 18 0 TBA TBA TBA 18 options; Pengiriman pertama 2012[16]
Total 91 42 Last update: 28 April 2011
Garuda juga ditawarkan oleh Airbus untuk membeli Airbus A380, terutama akan digunakan untuk penerbangan Haji, namun, Garuda masih mempertimbangkan tawaran tersebut[17]. Selain itu, maskapai ini masih membuka kemungkinan menambah jumlah pesanan Boeing 777nya.

[sunting] Mantan Armada

Keterangan: Garuda merupakan operator terbesar (paling banyak mengoperasikan) Fokker 28, sekitar 63 unit pernah dioperasikan. Garuda juga merupakan konsumen perdana (launch customer) dari Airbus A300B4-220FFCC (varian A300 perdana dengan kru kokpit 2 orang)

[sunting] Kota Tujuan

Garuda Indonesia menawarkan penerbangan ke 16 tujuan internasional melalui codeshare agreement dengan maskapai-maskapai berikut ini, tanda * merupakan anggota SkyTeam:

[sunting] Insiden yang menimpa Garuda Indonesia

Beberapa Insiden yang terjadi pada maskapai Garuda Indonesia antara lain adalah:

[sunting] Masalah Sistem IOCS Garuda Indonesia

Pada bulan November 2010, Garuda Indonesia menerapkan sistem baru yang disebut dengan sistem kendali operasi terpadu (Integrated Operasional Control System/IOCS). Sistem terpadu ini menggabungkan sistem untuk memantau pergerakan pesawat, awak kabin, dan manajemen penumpang yang sebelumnya merupakan aplikasi terpisah. Tentang IOCS milik Garuda Indonesia tersebut:
  • Sistem ini merupakan gabungan sistem yang memantau pergerakan pesawat, penjadwalan awak kabin, dan manajemen penumpang
  • Sistem IOCS ini berharga US$ 1.5 juta (update: sebelumnya tertulis US$15 juta)
  • Sistem IOCS ini menangani 81 pesawat, 580 pilot, 2000 awak kabin and 2000 penerbangan per minggu
  • Pada tanggal 19 November 2010, selama 4 jam sistem tidak bisa diakses
Kondisi selama sistem IOCS tersebut gagal berjalan karena:
  • Jadwal kru pesawat yang kacau, jadwal pilot yang bertabrakan, sampai-sampai ada pilot yang sedang sakit mendapat jadwal menerbangkan pesawat
  • Pada tanggal 21 November 2010, terjadi delay masal penerbangan Garuda
  • Pada tanggal 22 November 2010, penerbangan ke Medan, Batam, Pangkal Pinang and Padang dibatalkan
  • Pada tanggal 23 November 2010, sejumlah 13 jadwal penerbangan dibatalkan
  • Pemesanan tiket ditutup dari tanggal 22-24 November 2010
  • 5000 jemaah haji terlantar di Arab Saudi. Menurut Direktur Operasi Garuda, keterlambatan disebabkan terbatasnya pintu keberangkatan di bandara
Kemudian pada tanggal 25 November 2010, penerbangan kembali normal.

[sunting] Majalah Garuda

Garuda Indonesia telah melayani kepulauan Indonesia dan di luar selama 60 tahun. Untuk jaringan rute domestik dan internasional menghubungkan Indonesia ke Australia, Asia Tenggara, Cina, Korea, Jepang dan Timur Tengah. Garuda Indonesia melayani 44 tujuan dengan lebih dari 1800 penerbangan mingguan.
Garuda In-Flight Magazine memiliki oplah 60.000 eksemplar dan didistribusikan pada seluruh penerbangan Garuda Indonesia. Hal ini diterbitkan sebagai media on-board eksklusif dengan cerita perjalanan menarik di tujuan di seluruh nusantara, fitur, wawancara dengan orang Indonesia terkenal dan artikel gaya hidup pada anggur dan fine dining, belanja, fashion dan keindahan, budaya dan seni.
Garuda In-Flight Magazine memiliki lebih dari 900.000 pembaca per bulan, termasuk A dan A + pengusaha / wanita, profesi, pengusaha, dan wisatawan kelas atas.
Garuda pesawat terbang Majalah ini diterbitkan di bawah lisensi untuk Garuda Indonesia oleh PT Indo Multi Media
Sirkulasi dan Distribusi Sebanyak 60.000 eksemplar Garuda In-Flight Magazine - Inggris / Versi Indonesia dan 30.000 eksemplar Garuda In-Flight Magazine Versi Jepang dan Mawaddah (Arab) didistribusikan gratis pada setiap bulan, sebagai berikut:
1.Semua penerbangan Garuda Indonesia ke 44 tujuan (internasional dan domestik)
2.Garuda Indonesia Executive Lounge di Bandara seluruh Indonesia
3.Semua pemegang Kartu Platinum Garuda Frequent Flyer Program
Didirikan pada tahun 1992, Indo Multi Media (IMM) adalah salah satu penerbitan terkemuka bahasa Inggris di Indonesia dan grup media pemasaran dioperasikan dengan saran dari penasehat teknis asing yang berpengalaman dan konsultan.
Tujuan IMM adalah untuk menjadi penyedia terkemuka kualitas pelayanan media komunikasi cetak & penerbitan elektronik, jasa kreatif dan branding, konsultasi dan pelaksanaan melalui acara, promosi & pameran.
Struktur kelompok adalah sebagai berikut:
  • Indo Manca Media menerbitkan Jakarta JAVA KINI serta Jakarta Java Dining, Jakarta Expat Directory dan Seri Peta Jakarta, Banten, Bandung & Jawa Barat; Yogyakarta & Jawa Tengah; Surabaya & Jawa Timur; Peta Golf, Peta Hiburan Jakarta dan lainnya terkait majalah Jakarta & Java.
  • Media Wisata Dewata yang mempublikasikan lengan IMM di Bali dan menerbitkan Hello Bali, Bali Dining, Bali Tourism Board's Map Series dan lainnya yang terkait Bali.

[sunting] Galeri



[sunting] Rujukan

  1. ^ "List of airlines banned within the EU". European Commission's "Transport" website. http://www.ec.europa.eu/transport/air-ban/list_en.htm. Diakses pada 21 Juni 2009. 
  2. ^ http://www.flightblight.com/2010/11 Retrived at January 7, 2011
  3. ^ GARUDA INDONESIA : official 4-Star Ranking of Product and Service Quality 2010
  4. ^ "Garuda Indonesia Joins SkyTeam", (SkyTeam), 23/11/10. Diakses pada 7 Desember 2010.
  5. ^ The European Airline Banlist: Garuda to apply for Amsterdam flights
  6. ^ ""Quantum Leap" planned for post-EU ban Garuda", (eTurbo News), 23/7/09. Diakses pada 9 Desember 2010.
  7. ^ Primastuti Handayani. "Garuda says Schipol first step to ‘Quantum Leap’", (The Jakarta Post), 3 Juni 2010. Diakses pada 9 Desember 2010.
  8. ^ http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2011/01/31/PT/mbm.20110131.PT135804.id.html
  9. ^ Garuda Indonesia news
  10. ^ UPDATE 1-Garuda $500 mln IPO kicks off busy yr in Indonesia http://www.reuters.com/article/idUSTOE70302X20110104
  11. ^ UPDATE 1-Garuda Indonesia IPO to raise $526 mln, retail may lift debut http://www.reuters.com/article/idUSL3E7CQ07L20110126
  12. ^ a b c d e f g h i j k l http://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_EREP/201103/FBFC11E4-7045-4867-8CA7-73102D148722.PDF (page 60)
  13. ^ a b c d e f http://www.centreforaviation.com/profiles/airlines/garuda-indonesia (weekly update on the Fleet tab by Ascend International
  14. ^ a b c http://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_EREP/201103/FBFC11E4-7045-4867-8CA7-73102D148722.PDF (page 59)
  15. ^ Garuda Indonesia first 747 in new livery.
  16. ^ Govindasamy, Siva, "Garuda places firm order for 18 CRJ1000s", 15 Februari 2012. Diakses pada 15 Februari 2012.
  17. ^ http://metrotvnews.com/index.php/metromain/newsvideo/2010/06/07/106694/Airbus-Tawarkan-Tipe-A-380-ke-Garuda-Indonesia
  18. ^ Tempo Interaktif Pilot Garuda Diduga Meninggal Karena Serangan Jantung
  19. ^ "Hatta: Identifikasi Korban Tewas Garuda Juga Gunakan Tes DNA", Detikcom, 7 Maret 2007